Wednesday, July 30, 2008

ADRIN IN ACTION







Thursday, July 03, 2008

MAHARADRIN DHAWYHANDARU HARDISAPUTRA



First time I saw my son, I knew I was in love....

Akhirnya Minggu 4 Mei 2008, impianku menjadi seorang ibu terkabulkan. Dia lahir ke dunia di Jogja International Hospital (JIH) jam 18.05 dengan berat 2,320kg, panjang 46 cm. Kuberi nama Maharadrin Dhawyhandaru Hardisaputra. Panggilannya Adrin.

Dibandingkan dengan bayi-bayi lain yang ada di ruang bayi, Adrin memang paling kecil. Kata dokter karena plasenta-nya kecil. Sehingga sebanyak apapun aku makan, tetap saja Adrin susah besarnya. Ya gpp deh. Kecil segitu aja ngeluarinnya udah susah banget... hehehe....

Proses melahirkan Adrin emang rada heboh. Setidaknya menurutku heboh banget.. hehe. Ceritanya hari Sabtu tanggal 3 Mei 2008 jam 4 sore aku berangkat ke JIH untuk senam hamil. Seperti biasa, sebelum senam semua peserta ditensi dulu. Waktu giliranku ditensi, betapa kagetnya aku (halah.. bahasane...) karena tensi darahku tiba-tiba naik menjadi 150/105. Padahal biasanya cuma 100 - 110. Tadinya perawat yang mengajari senam menyarankan agar aku tidak usah senam dulu. Tapi aku merasa kondisiku baik-baik saja, jadi aku tetap bersikeras untuk senam.

Selesai senam aku telepon dokterku memberitahukan tentang tensi-ku tadi. Dokter kemudian menyarankan agar aku langsung masuk RS saja untuk diinduksi. Takutnya terjadi apa-apa dengan janinku. Lagipula usia kandunganku sudah masuk 39 minggu. jadi sudah dianggap cukup umur. Akhirnya malam itu jam 21 aku masuk rumah sakit. Setelah direkam jantung (untuk janin), jam 10 malam proses induksi dimulai.

Sekitar 11 malam, perutku mulai terasa mulas-mulas. aku tidak bisa tidur sampai kira-kira jam 2 pagi. Jam 6 pagi tanggal 4 mei 2008, perawat datang memeriksa, dan katanya sudah bukaan 1. Jam 8 pagi aku masuk ruang bersalin krn kontraksi sudah mulai 5 menit sekali. Tadinya aku pikir, sebentar lagi, anakku pasti akan lahir. Ternyata, bukaan 1 bertahan sampai jam 3 sore. Tobat.... untung mamaku, ibu mertua dan suami yang menemani di ruang bersalin sangat sabar dan selalu memberi semangat. Sehingga aku bertahan untuk meneruskan perjuanganku, agar si kecil bisa lahir normal (tidak caesar). Karena bukaan 1 berjalan terlalu lambat, jam 3 sore dokter memutuskan untuk menginduksi-ku lagi.

Semangatku serta merta luntur karena lamanya bukaan. Tepat jam 5 sore, waktu dokter mengatakan bahwa bukaanku sudah lengkap, semangat itu kembali membara. Buah hatiku akan segera hadir! Sayangnya karena tenagaku sudah banyak terkuras karena lamanya bukaan, si kecil baru bisa lahir sekitar 1 jam kemudian. Dokter tadinya sudah bersiap-siap untuk mem-vaccum bayiku jika sampai jam 6 sore aku masih belum bisa mengeluarkan si kecil. Alhamdulillah cita-citaku untuk bisa melahirkan normal akhirnya terkabul.

Ketika adrin di letakkan di atas perutku, aku serta merta berteriak "Ini bunda, nak!" Kupeluk dia dengan erat, sampai dokter mengingatkan aku kalau Adrin harus dibersihkan dulu. Bahagianya.... Aku lupa kalo seharian aku menangis sambil berteriak-teriak sekuat tenaga karena menahan sakit. Semua sirna setelah dia hadir.... Alhamdulillah....

Sekarang Adrin hampir 3 bulan. Dia menjadi pelipur lara dalam hidupku. Celotehnya yang masih sekitar au.. au..., bahkan tangisannya, semua membuat segala duka sirna. Semoga Allah SWT selalu melindungi buah hatiku, memberinya kesehatan lahir dan bathin. Amin.

Terima kasih banyak kepada semua perawat dan dokter yang dengan sabarnya telah merawat kami selama berada di JIH. Dan terutama kepada Dokter Yasmini Fitriyati Sp. OG yang dengan kesabaran super menghadapi bundanya Adrin yang 'rada' aneh. hehe... Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik pada kita semua. Amin.