Thursday, June 22, 2006

Kepastian Yang Kutunggu

Tanya hatimu benarkah dirimu masih mencintai aku
Bukankah dahulu kaulah yang menunggu pernyataan cinta dariku
Tanya hasratmu benarkah dirimu masih membutuhkan aku
Bila tak berubah bicara padaku
Kepastianlah yang ku tunggu.........


(Reff lagu Kepastian yang kutunggu by Gigi)

Lagunya keren, liriknya menggelitik.
Gimana gak menggelitik, kejadian di lagu itu pernah terjadi pada seorang teman waktu jaman kuliah dulu.... (jadi inget gimana temenku ini curhat, padahal cowok lho)

Ceritanya temenku ini naksir seorang cewek. Dan cewek ini dah punya pacar. Setiap hari temenku ini mencari cara untuk merebut hati cewek itu. Dan dia selalu datang padaku dalam keadaan sakit (hati). Ceritanya gak pernah bahagia. Sedih terus. Tapi dia terus bertekat untuk ngedapetin cewek itu. Sampai akhirnya, ceritanya mulai berubah. Cewek ini mulai mau diajak jalan, mulai mau cerita-cerita, mulai mau menunjukkan dia care juga sama temenku.

Cerita temenkupun jadi berubah. Sekarang dia sudah gak sedih lagi karena dicuekin. Tapi dia sedih karena cewek ini tetap gak mau ngelepas cowoknya. Sekarang dia berusaha keras gimana caranya supaya terlihat lebih baik dibanding pacarnya cewek ini. Perhatian semakin ditingkatkan dan makin aneh-aneh menurutku. Bahkan kadang-kadang berlebihan.

Singkat cerita, cewek ini akhirnya mutusin pacarnya. Bahagialah temenku. Saking bahagianya, dia sampe lupa curhat lagi sama aku. Mungkin memang udah gak ada lagi yang harus dicurhatin.

Cuma kira-kira sebulan, ada lagi yang curhat ke aku. Tapi bukan temenku yang tadi. Kali ini si cewek. Hayyahhh... kenapa coba????
Kata cewek ini, temenku mulai berubah. Dia jadi cuek, sering aneh, dan jadi susah diajak jalan. Aku berusaha menenangkan si cewek, dgn berkata mungkin temenku lg kena siklus bulanan (huahahaaaaa emangnya cewek).

Ternyata temenku tidak berubah. Cewek ini datang padaku lagi sambil menangis. Terpaksa deh ikut campur urusan rumah tangga orang (hehe). Aku ajak ngobrol temenku. Dan jawabannya ngagetin banget. Temenku bilang, dia bosan! Ada banyak yang temenku ceritakan. Rangkumannya seperti ini (based on my opinion lho...) :

Temenku ini salah satu tipe laki-laki yang gemar tantangan. Semakin menantang apa yang dia hadapi, semakin semangat dia mengejar. Cewek yang dia kejar, bisa dibilang salah satu cewek yang most wanted di kampus kami (weleh bahasane...). Banyak laki-laki mengejar cewek ini, dan dia tertarik untuk ikutan. Awalnya temenku berfikir, dia benar-benar jatuh cinta pada seseorang. Dan dia rela berbuat apapun demi cintanya. Tapi ternyata ketika cewek itu mulai terjatuh ke dalam pelukannya, dia mulai merasa tidak ada tantangan lagi. Bosanlah yang akhirnya dia rasakan. Aku ingat temenku ini pernah bilang "Gw pikir bakalan beda, Lis. Ternyata enggak. Gw sekarang udah gak ngerasain lagi kalo pernah jatuh cinta sama dia. Hubungan gw jadi aneh banget. Gak ada apa-apanya." Reaksiku mendengar dia bilang begitu adalah pingin nampar!. Tapi gak kulakukan kok. Aku cuma mengecam dia dengan bahasa yang super sinis (aku kan perempuan juga!).

Yah... gitu deh... cowok dengan tipe seperti ini, bukan termasuk play boy. Tapi nyakitin juga kalo kena. Dia hanya akan bisa berhenti, jika benar-benar menemukan tambatan hati yang tepat. Hanya Tuhan yang tau deh.....

Friday, June 16, 2006

(Again bout) My Beautiful Red Hair

Dedicated for my best friend Deisi.....

Deis,
Gak cuma keluarga suami lo yang gak bisa nerima masalah rambut yang dicat dgn warna2 yang gak lazim. Banyak keluarga-keluarga lain, dan mungkin termasuk keluarga gw sendiri, yang berpendapat seperti itu. I think that's ok, as long as they don't disturb you. Karena tiap orang punya hak untuk punya pendapat.

(note: yang gw maksud keluarga di sini bukan cuma keluarga sendiri kayak bokap, nyokap, kakak n adik. Tapi juga keluarga besar. Sampe trah kalo perlu.. hehe)

Nah... gimana ceritanya kalo kemudian pendapat-pendapat itu jelas-jelas 'disturb you'. Atau malah, saking alerginya, keluarlah omongan-omongan gak enak yang bikin pegel kuping (seperti misalnya dicap nakal).

Ada 2 hal yang bisa lo pilih untuk dilakukan:

1. Cuek (mmm... pilih warna apa ya?)
Positifnya : Keinginan tercapai. Lo gak penasaran lagi. Kalo ada orang datengin lo dan bilang "keren gak warna rambut gw", lo tinggal bilang "keren / biasa aja sih, gw dah pernah kok pake warna itu" (kekekkeeeee... pengalaman pribadi amat)
Negatifnya : Siap-siap i-pod, disc-man, walk-man, atau kapas deh, buat nutup kuping lo dari segala hujatan. Trus siapin juga hati lo buat menahan berbagai bentuk pandangan gak enak or malah pandangan jijik dari orang2 yang alergi tadi.

2. Pasrah (hiks... ya udahlah... black is beautiful too)
Positifnya : Gak ada yang alergi. Terhindar dari segala omongan dan pandangan yang menusuk perasaan (ya ampyun bahasanya)
Negatifnya : Keinginan tdk tercapai. Rasa penasaran kayak apa bentuk lo kalo rambut lo dicat gak bakal pernah terjawab. Dan cuma bisa menelan ludah ngeliat temen lagi-lagi ganti warna rambut (dan kurang ajarnya keren abis gitu loh ... hiks)

Tahun 2006 ini gw dah 2 x ganti warna rambut. Awal januari rambut gw dicat dark brown. Trus beberapa hari sblm merried (april) gw ganti warna merah. Makanya pas wedding day gw gak mau dikonde, karena aneh aja keliatannya kalo konde n rambut warnanya beda (hehe).

Alhamdulillah, bokap nyokap gw gak terlalu heboh ngurusin masalah warna rambut gw. Keluarga suami juga blm pernah gw denger ngomong macem2. Yang ada sih suami gw sendiri yang protes. Dia pinginnya gw gak ngecat2 rambut lagi. But dalam hal ini gw blm bisa ngalah. Gw punya rencana (bulan depan kali) mau nge-highlight rambut gw.

Deis,
Gw salut sama apa yang udah lo lakukan buat suami lo. Lo rela melepas keinginan lo buat ngecat rambut demi spy suami lo gak diomongin macem2 sama keluarganya. Jangan nyesel, Deis. Itu namanya lo dah berbesar hati. Suatu saat gw juga harus bisa kayak gitu. Gak cuma masalah rambut. Tapi juga masalah-masalah lain. Amin. Gw pasti bisa!

Thursday, June 01, 2006

Gempa Jogja... untuk seorang Lisa

Selama berada di jogja, aku sdh berkali2 merasakan gempa. Namun gempa yg terjadi hari sabtu tgl 27 mei 06 itu, begitu dahsyat. Semua berteriak histeris dan berlari keluar. Gempa terjadi hampir 1 menit.
Ketika gempa berhenti, baru beberapa menit kemudian aku berani masuk rumah. Di dalam rumah, beberapa pajangan dari keramik hancur, dispenser dan galonnya bergelimpangan, dinding rumah dan ubin retak2. Aku lantas sadar... ini bukan gempa biasa... ini bencana alam!

Aku langsung menelepon adikku, yg juga berada di jogja, untuk memastikan dia baik2 saja. Namun tdk semudah itu. Jaringan drop karena semua org melakukan panggilan. Alhamdulillah, adikku baik2 saja.

Setelah itu, aku dan suami mencoba merapikan rumah. Ada sedikit darah berceceran, tp kami tdk tau darah siapa. Tiba2... terdengar jeritan bahwa ada tsunami. Kami berlari keluar dan melihat semua org histeris, bahkan beberapa sdh mulai menangis. Ya Tuhan.... aku teringat adikku. Aku mencoba menghubungi dia, namun tdk berhasil2. Sampai akhirnya aku menangis histeris juga.... bukan karena isu sunami... tapi karena di saat yg genting itu, adikku tdk bersamaku...

Suamiku mencari adikku dgn menggunakan motor. Sayangnya itu bukan hal mudah utk dilakukan. Krn jalan macet oleh orang2 yg berusaha menyelamatkan diri. Dgn susah payah, kira2 1 jam kemudian adikku bisa ditemukan. Adikku tdk berada di kosnya. Dgn membawa tas berisi surat2 penting, adikku berjalan ke arah timur, menuju rumahku.

Ketika melihat adikku, hatiku langsung tenang. Isu tsunami yg sempat membuat panik juga ternyata cuma sekedar isu. Aku duduk terdiam di kursi, sambil memperhatikan adikku yg cengengesan membalas sms dr teman2nya. Saat itu juga aku baru sadar, darah yg berceceran di rumahku ternyata berasal dari kakiku. Mungkin ketika lari keluar pd saat gempa, kakiku terkena pecahan ubin.

Mengingat kondisi rumah yg retak2, suamiku mengambil keputusan untuk mengungsi ke daerah paliyan, ke tempat mertuaku, yg relatif aman. Krn gempa susulan masih sering terasa, kami sekeluarga tidur di depan pintu. Supaya kalau terjadi gempa yg besar lagi, kami bisa langsung lari keluar.

Trauma pasaca gempa masih terasa sampai saat ini. Kalau ada orang berteriak, kami langsug lari keluar. Kalau ada sesuatu jatuh, sebenarnya mungkin cuma kesenggol, kami langsung deg2an. Bahkan deru pesawat terbangpun selalu bikin kaget. Warga jogja, rata2 tidur di teras rumah, atau di lapangan dgn menggunakan terpal.

Di balik semua itu, aku bersyukur, kami sekeluarga baik2 saja. Bisa bersama dgn keluarga adalah harta yg tak ternilai, walau di saat genting sekalipun.

Pesan dr Jogja : PLEASE HELP!


Gempa yg terjadi di jogja menyisakan puing2 baik bangunan rumah tinggal, maupun bangunan hati...

Ya... jogja menangis....

Namun msh ada juga yg menjadikannya sebagai 'wisata mata'..... Mereka hanya datang dan melihat... tiada sama sekali tersentuh hatinya utk menolong...

Banyak korban gempa yg masih belum tersentuh bantuan, karena letaknya yg terpencil, jauh dari kota kecamatan.

Mohon jgn jadikan mereka tontonan. Mereka sangat butuh uluran tangan kita.....

Foto2 gempa



Gempa menghantam Jogja



Gempa pertama terjadi hari Sabtu Jam 05:53 Pagi dengan kekuatan 5,9 Skala Richter (SR).
Awalnya kami mengira gempa tersebut adalah gempa vulkanik yg berasal dr Gunung Merapi. Tapi ternyata gempa tersebut adalah gempa tektonik yag berpusat di Pantai selatan, akibat pergeseran benua Australia ke arah selatan.

Setelah gempa pertama masih terjadi gempa2 susulan di hari yg sama sbb:

08:10 gempa dgn kekuatan 5,2 SR
10:10 gempa dgn kekuatan 4,7 SR
11:21 gempa dgn kekuatan 4,2 SR

Setelah itu, bahkan sampai hari ini, gempa2 kecil masih terus terasa.

Kota Bantul yg hanya berjarak 6 KM dari episentrum hancur luluh... Lebih dari 5000 nyawa melayang, ribuan lagi luka berat dan ribuan lainnya luka ringan.

Pacitan, Ponorogo, dan Magetan yg ada di perbatasan jateng - jatim pun ikut merasakan gempa. Namun tdk ada korban jiwa.