Saturday, March 03, 2007

Sesaat Yang Begitu Berharga

Sekitar akhir Desember 2006, aku mendatangi seorang dokter kandungan untuk mengecek apakah ada masalah dengan kandunganku, mengingat aku belum juga dikaruniai keturunan. Waktu itu dokter bilang tidak ada masalah dengan kandunganku. Dan beliau menyarankan agar aku test TORCH di lab. Dokter juga memberikan vitamin dan obat lainnya (intinya untuk menyuburkan kandungan).
Awal Januari 2007, aku membawa hasil test lab itu ke dokter tadi. Alangkah kagetnya aku ketika dokter mengatakan bahwa aku terserang CMV. Dan dokter menyarankan agar aku menunda kehamilan selama 3 bulan untuk menjalani terapi.
Sayangnya....
Kukatakan pada dokter bahwa aku sudah telat datang bulan hampir 1 bulan. Dokter akhirnya memeriksaku. Dari hasil USG terlihat bahwa ada janin dalam rahimku.
Berhari-hari aku menangis. Bukan tangis bahagia, tapi tangisan penyesalan dan rasa bersalah. Aku takut jika bayiku kelak menjadi cacat karena keteledoranku.
Tapi aku ingat dokter bilang ada jalan keluarnya. Aku tetap bisa menyelamatkan janinku, asal aku menjaga pola makan. Aku tidak boleh makan makanan yang mengandung MSG, makanan-makanan yang dibakar (misalnya sate), makan makanan setengah matang atau mentah (seperti lalapan). Dokter juga memberikanku vitamin dan stimuno untuk menjaga kekebalan tubuh. Selain itu dokter juga menyarankan agar aku tidak terlalu banyak fikiran (nah.. ini yang susah).
Akhirnya, setiap hari aku berusaha untuk memasak makanan sendiri. Kuhindari beli makanan di luar, kuhindari cemilan-cemilan yang tidak sehat dan kuhindari minuman bersoda. Aku juga memaksakan diri untuk minum susu pagi dan malam. Padahal biasanya aku paling ogah minum susu.
Aku memeriksakan kandunganku dengan teratur ke dokter. Setiap dokter memberikan foto hasil USG padaku, kupandangi sering-sering foto itu dengan perasaan bahagia. Sering kuelus perutku sambil berkata dalam hati "Kamu harus sabar ya, nak. Kita pasti bisa melewati semua ini..."
Tanggal 29 Januari 2007, atas anjuran dokter, aku kembali memeriksakan diri ke lab. Alhamdulillah.... Apa yang selama ini aku lakukan membuahkan hasil. CMV yang bersarang di tubuhku sudah negatif. Aku sehat.... bebas CMV....!!!!
Sayangnya.....
Setiap memandangi hasil USG yang dokter berikan kepadaku, aku selalu bertanya-tanya, 'kenapa janin-ku perkembangannya lambat?' Pada saat usia kandunganku 9 minggu, besar janinku masih seperti janin 6 minggu. Aku berusaha keras menepis kekhawatiranku. "Sabar ya, nak.... Kita pasti bisa melewati semua ini..."
Tanggal 12 Februari 2007, akhirnya aku harus masuk rumah sakit. BED REST. Karena ada Flex keluar sekitar 4 harian. "Sabar ya, nak... Kita pasti melewati semua ini..." berulang-ulang kukatakan sambil mengelus-elus perutku. Tapi terus terang harapanku kecil. Entah kenapa, aku merasa, 'dia' tidak akan bisa kupertahankan.
Akhirnya tanggal 14 Februari 2007, aku keguguran. Sekitar jam 3 dini hari, di dalam toilet, janinku keluar. Sambil menangis aku mengumpulkan sisa-sisa jaringan apa saja yang bisa aku selamatkan. Jam 06.30, aku kembali di USG dan kantung kehamilan memang sudah pecah. Derai airmata mengiringiku sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius sebelum proses kuret dilakukan.
Setelah pulang dari rumah sakit, suamiku bilang, kata dokter, bisa jadi janinku sudah terlanjur terinfeksi CMV, atau bibitnya memang kurang baik, sehingga perkembangannya kurang bagus. Dan jika 'dia' bertahan, bayiku akan cacat berat ketika dilahirkan. Jadi mungkin ini memang jalan terbaik yang ALLAH berikan untukku....
Setelah semuanya berakhir, aku sering melamun sendiri. Dan tak jarang tersenyum sambil menahan tangis. Indah sekali apa yang telah terjadi dalam 11 minggu kemarin. Bagaimana seorang lisa berjuang untuk sesuatu yang sangat berharga, ANAK! Lisa yang pemalas, rela masak setiap hari demi untuk mendapatkan makanan bersih dan bebas MSG, mau minum susu, dan rela di suntik!!! Sekarang aku jadi paham, mengapa anak begitu berharga. Karena setiap orang tua, rela melakukan apasaja untuk mendapatkannya.
Selamat jalan buah hatiku....
Sesaat kehadiranmu membuat hidupku terasa begitu berharga....

5 comments:

Anonymous said...

Sabar ya Bu, jd Ibu itu memang bkn hal yg mudah. Insya Allah msh bisa py anak. Jaga kesehatan ya Bu & jgn byk mikir,apalgi mikirin Aqyu, wah g penting bgt deh... :)
keep smiling ya Bu!

Tia

Anonymous said...

mmm...gimana ya, jeng...???gw ikut sedih tapi juga "seneng". sedih karena loe harus kehilangan si mungil. "seneng" (doesnt mean gw jingkrak2,lho) karena si mungil bisa keluar dengan sendirinya. yaaahhh...itu juga bukan berarti tidak ikut merasakan kl elo lagi susah.

jeng...farrel itu cerdas dan lucu banget. semua orang suka dan sayang sama dia, apalagi gw ibunya. gw seneng banget bisa ngelihat dan ngebimbing dia tumbuh.dia cerewet,semua ditanya dan dikomentari, tp itu adalah bagian dari kecerdasan linguistiknya yang berfungsi dgn sangat baik. hampir semua fungsi fisik dan psikis berkembang sesuai dengan taraf perkembangannya, bahkan ada yang lebih (dia seperti anak 3-4th pdh br 2th). sumpah, rasanya dunia gw begitu indah.

tapi...farrel punya gejala asma dari papanya. walaupun sekarang sudah mulai bisa dikatakan normal seperti anak lainnya, sometimes kalo batuk/pileknya terlalu parah, dia sesak nafas. saat itulah gw ngerasa dunia gw runtuh...ambruk. rasanya Allah lagi gak bersahabat sama gw, ato segala macem lah.hampir setiap hari anter dia ke RS untuk inhalasi. yang paling menyiksa gw adalah kalo liat dia lagi sesak. kasian...bolak-balik panggilin gw terus, padahal dia gw gendong.gw sama suami bener2 hunting cari dokter yang cocok untuk nanganin farrel. karena ada juga dokter yg gak care/ kurang teliti, dsb.

knowing elo lagi punya kasus,mungkin ada baiknya kalo kamu renungkan...mengingat virus yang menyerang si mungil-mu itu bahaya banget ataupun dia gak bisa berkembang sempurna layaknya janin normal...mendingan sekalian "gak ada" dulu...
karena,mnrt yg pernah gw baca, dia gak akan bisa berkembang even sampai 7 bln saja.kalopun dia bisa hidup, tidak akan bisa bertahan lama, honey... kasian si mungil...juga kamu sbg ortunya...duniamu akan lebih hancur dari duniaku saat aku liat farrel sakit.

so...bersyukurlah kamu dah dikasih "tanda" bhw kamu bisa punya anak. juga peringatan dari ATAS bahwa kamu harus selalu hati2 dan mawas diri. main itu penting, tapi istirahat juga penting.

di-ikhlaskan aja ya, jeng...kalo kamu bener2 ikhlas,insya Allah pasti bakal cepet diganti dengan yang jauh lebih baik apapun bentuknya (mungkin anak -lagi-, mungkin juga rejeki yang lain,kita gak tau).boleh dipikirin tapi bukan menyesali dan meratapi kepergiannya terus menerus. justru yang harus km pikirin adalah gmn caranya spy kejadian yang lalu gak terulang.

so...hold your head up high and...smile...!!!!

Anonymous said...

Sabar saja Lisa, dalam kehidupan memang tidak semuanya berjalan selancar yang kita harapkan. Semoga akhirnya Lisa dan suami bisa dapat anak yang membahagiakan.

Anonymous said...

Mei-mei.... Ini bukan kabar yang kusukai. Ini episode sulit di hidupmu dan Suami. Cobaan memang biasa datang dan memilih siapapun yang dinilai mampu melewatinya, kadang datang lambat, dan kadang hadir tiba-tiba. Apalah dayaku, manusia biasa ini. Yang dapat kulakukan hanyalah ikut berduka, berdoa, dan mempercayaimu... bahwa Lisa mampu melaluinya, Insya Allah. Kata-kata para visitor yang menghibur tidak akan ada yang setara dengan duka ini. Semoga dan pasti: Allah telah menyiapkan banyak episode cerah setelah episode kelam. Akan datang episode mudah setelah episode sukar. Semoga episode-episode indah berhamburan menjemput kita, layaknya air susu bah yang mampu melenyapkan setetes air hitam pekat di danau kehidupan kita. Amiin.

Anonymous said...

Dear Friends, bro, sist....

terima kasih banyak atas perhatiannya... yg akhirnya membuat semua terasa lebih mudah, coz i know i'm not alone...